Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan. Dimana Pendidikan kejuruan
adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pada jenjang pendidikan menengah
sebagai lanjutan dari SMP/MTs
atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang
diakui sama/setara SMP/MTs. SMK sering disebut juga STM (Sekolah Teknik
Menengah). Di SMK terdapat banyak sekali Program Keahlian.
Tujuan
utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan
mengutamakan
kemampuan kejuruan jenis tertentu. Dengan kurikulum berbasis kewirausahaan,
siswa SMK dipersiapkan
sedemikian
rupa sehingga selain bisa menjadi tenaga kerja andal di industri juga mampu mengembangkan diri di dalam usaha. Rencana strategis
Depdiknas
2005-2009 dan rancangan 2010-2014 yang bertujuan mengubah komposisi
perbandingan jumlah SMK dan SMA dari 30:70 menjadi 67:33 pada
tahun 2014
juga menuntut pentingnya pengembangan sumber daya manusia siswa.
SMK dalam
proses pendidikannya bekerja sama dengan dunia industri melalui
program Praktek Kerja Industri (Prakerin) atau magang di perusahaan
yang
terkait
kerjasama.
Pelaksanaan
prakerin ini
diharapkan
mampu meningkatkan
kualitas lulusan SMK sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan
profesional. Terlepas dari itu, Prakerin hanya mungkin dilaksanakan apabila
terdapat kerjasama dan kesepakatan antara institusi pendidikan dan institusi
lain, dalam hal ini industri.
Permasalahan
dewasa ini adalah ketersediaan lapangan kerja yang tidak sebanding
dengan jumlah lulusan SMK yang dari tahun ke tahun semakin
meningkat.
Ada indikasi yang memperlihatkan lulusan sekolah kejuruan harus bersaing
dengan ahli madya ataupun sarjana dari berbagai perguruan tinggi yangmenyebabkan
kesempatan mereka untuk bekerja di perusahaan industri bangunan semakin
sedikit. Oleh karena itu lulusan dari SMK diharapkan tidak hanya bekerja sebagai
pegawai dalam sektor industri saja tetapi juga dapat mengembangkan potensi
dalam dirinya untuk bekerja mandiri (wirausaha) sehingga dapat menciptakan
lapangan pekerjaan baru. Dengan wirausaha, lulusan sekolah menengah
kejuruan tidak bergantung pada lapangan pekerjaan di sektor industri saja tetapi
dapat membuka lapangan kerja sendiri.
Berdasarkan
teori timbal balik prestasi dan minat, terdapat hubungan yang signifikan
antara minat dan prestasi belajar yang dicapai siswa. Keberhasilan gurusalah
satunya bisa dilihat dalam kaitannya mengembangkan minat siswa pada mata
pelajaran yang diajarkannya hingga siswa memiliki prestasi baik dalam mata pelajaran
tersebut. Mata Pelajaran Kewirausahaan seperti halnya mata pelajaran. Namun
pemenuhan standar tersebut kemudian belum tentu mampu menumbuhkan lain,
menuntut siswa untuk memenuhi standar kompetensi yang telah ditentukan minat
wirausaha dalam diri siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar